
Paramadina. Kampus di daerah Mampang ini termasuk “mini” untuk ukuran universitas. Perpustakaannya mungil dan jurusannya tak sebanyak universitas-universitas terkenal lainnya di Indonesia. Satu kelas juga biasanya diisi tak lebih dari 20-an mahasiswa. Tapi sebagai anak Paramadina, kamu tetap bersyukur punya kesempatan untuk tumbuh di dalamnya.
Ada yang membuat Parmad berbeda dibandingkan kampus-kampus lain di Indonesia. Di sini, kamu gak cuma belajar demi gelar lalu lulus jadi buruh pekerja. Kamu juga didorong buat tumbuh mendewasa – gak cuma sebagai individu, tapi juga sebagai bagian penting dari himpunan dan komunitasmu.
7 hal di bawah ini cuma bisa kamu temukan di Paramadina. 7 hal ini membuatmu bersyukur bisa menjadi bagian darinya
1. Di Parmad kamu bisa menemukan berbagai jenis mahasiswa. Ribuan individu ko-eksis dengan damai di sana

Universitas Paramadina
Di Paramadina, nggak masalah kamu siapa. Yang penting kamu jadi diri sendiri dan gak maksa yang lain jadi kayak kamu juga.
Dari mahasiswa yang kritis dan super rajin, yang kutu buku, yang jago olahraga dan aktif di bidang paduan suara — semua macam mahasiswa bisa kamu temukan di Paramadina. Entah lagi makan di kamkit atau duduk-duduk di lamernya.
Mereka boleh beda-beda. Tapi, semuanya berbaur dan saling menghormati. Nggak ada geng-gengan, senioritas pun udah lama mati. Nggak heran, kamu yang kuliah di Paramadina jadi punya teman dengan “bentukan” bermacam-macam.
2. Parmad menawarkanmu jalur hidup baru. Mereka nggak keberatan walau jurusan kuliah “nggak nyambung” sama latar belakang SMA/SMK-mu

SMK-nya mesin, kuliahnya HI!
Di Paramadina, yang terpenting adalah kegigihan mahasiswanya. Nggak masalah kalau pas SMA (atau SMK) kamu mengambil jurusan mesin atau tata boga, kamu tetap boleh mengambil jurusan Komunikasi atau Hubungan Internasional di Paramadina. Asal bisa menunjukkan kalau kamu memang cerdas dan berminat besar pada “ilmu barumu”.
Banyak anak Parmad yang akhirnya putar haluan seperti ini. Buat mereka, kesempatan untuk belajar ilmu baru jadi motivasi untuk kuliah dengan serius. Makanya, IP mereka justru banyak yang bagus-bagus
3. Nggak ada gengsi antara mahasiswa dan dosen di Paramadina. Untuk ukuran Indonesia, kedekatan ini termasuk langka

Kedekatan dosen-mahasiswa yang termasuk langka
Di Parmad, mahasiswa dan dosen sering duduk satu meja. Di kantin, misalnya. Nggak cuma duduk bareng, mereka juga ngobrol tentang banyak hal. Mulai dari materi kuliah, berita yang lagi hot, sampai mahasiswa lain. Hehehe.
Nah, karena para dosen yang supel dan nggak sombong inilah, kultur untuk diskusi dan seminar akademik di Parmad tumbuh dengan subur. Kamu pun bisa merasakan kuliah dalam arti sebenarnya. Kamu bisa ikut berdiskusi, berdebat sama para ahli di bidangnya, bahkan menulis buat jurnal — nggak cuma mantengin dosen di kelas aja.
4. Kamu juga bersyukur kuliah di tempat yang macam-macam prestasi mahasiswanya. Nggak cuma di bidang akademik saja

Klub tari tradisional paramadina
Ciri klasik mahasiswa Parmad adalah berprestasi nggak cuma di bidang akademik saja. Prestasi di bidang budaya, seni kreatif, dan bidang non-akademik lainnya juga sama membanggakannya.
Misalnya nih, Paramadina Choir yang udah langganan juara di dalam negeri dan pernah meraih medali emas di Vietnam dan Filipina. Ada juga klub tari T-Ta yang sudah melanglang buana, ke Dubai, Macau, sampai Eropa.
Anak Parmad sih, kalau udah niat, pasti juara :p
5. Di Parmad-lah kamu merasakan serunya kehidupan asrama. Suka ataupun duka, semua dihadapi bersama

Paramadina! via commons.wikimedia.org
Kamu yang menerima beasiswa Paramadina Fellowship pasti masih ingat (atau mungkin masih merasakan?) serunya kehidupan asrama. Para Paramadina fellows memang difasilitasi oleh uang buku, SPP, uang bulanan dan fasilitas asrama gratis.
Di asrama inilah, kamu merasakan kehidupan seru di mana suka dan duka bersama. Dari kedekatan di asrama pula kalian jadi bisa punya partner bisnis bareng, partner skripsi bareng, sampai teman cari jodoh bareng. Saking dekatnya, keluar dari asrama jadi berat karena kamu harus terpisah dari mereka :”)
6. Parmad terbuka pada yang canggih dan yang baru. Mereka tak menolak cara segar dalam menimba ilmu

Festival Jazz Paramadina
Kamu juga boleh berbangga karena Paramadina adalah universitas yang terbuka pada hal yang canggih dan baru. Contohnya, Paramadina adalah universitas pertama di Indonesia yang menerapkan sistem ujian masuk dan pendaftaran online. Dengan sistem online ini, calon mahasiswa bisa mengerjakan tes masuk di rumah, sekolah, atau di manapun yang punya WiFi. Karena metode yang inovatif ini, nggak harus ada deh calon mahasiswa yang gagal mendaftar karena terkendala jarak!
7. Parmad juga salah satu universitas di Indonesia yang paling berdedikasi memberi beasiswa. Misalnya, beasiswa Paramadina for Creative Industry (PIC) yang dibuka mulai tahun ini

Yuk kuliah di Parmad!
Mulai tahun ini, selain Paramadina Fellowship kamu juga bisa melamar program beasiswa Paramadina for Creative Industry (PIC). Program beasiswa yang ditawarkan adalah bebas uang pangkal buat siswa-siswi SMA/sederajat yang berprestasi di bidang akademik dan non-akademik, dan berminat untuk berkuliah S-1 Desain Komunikasi Visual, Desain Produk Industri, ataupun Teknik Informatika di Universitas Paramadina.
Yuk, kamu yang punya adik atau ponakan kelas XII SMA, buruan deh infoin beasiswa ini ke mereka. Apalagi, program studi DKV Paramadina terbilang berprestasi dengan memenangkan dua tahun berturut-turut penghargaan Indonesian School Branding Award. Pendaftaran program beasiswa ini juga nggak memerlukan biaya. Gak perlu khawatir bokek deh untuk melamarnya.
Batas akhir pendaftaran adalah 15 April 2016. Jadi, kamu masih punya banyak waktu membantu adik/ponakan untuk mempersiapkan pendaftaran. Tertarik sama program ini? Informasi lebih lengkapnya, klik di sini aja!
Dear anak-anak Paramadina,
Apa lagi sih yang bikin kamu selalu terkenang sama universitasmu? Boleh dong ceritain di bawah sini, biar Hipwee dan anak-anak Parmad yang lainnya tahu!